Rabu, 18 Maret 2015

Dimana letak kerajaan demak?


Kerajaan Demak hadir menggantikan kerjaan majapahit yang sudah mulai rapuh. kerajaan Demak adalah kerajaan islam pertama yang berdiri dipulau jawa yang didirikan oleh raden fatah, yang tidak lain tidak bukan adalah anak menantu dari raja Brawijaya, yaitu raja terakhir kerjaan majapahit.  Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak.

 pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang.



Seiring berjalanya waktu, setelah ditinggal tokoh tokoh penting kerjaan demak, yaitu para wali sembilan atau lebih dikenal wali songo, kerajaan demak pun mulai mengalami kemunduran dan akhirnya benar benar runtuh.. lebeih lebih karena mulai datangnya penjajah portugis dan belanda kenusantara. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya.

Lokasi Keraton Demak
Sampai saat ini, dimana lokasi sebenarnya Bekas kerajaan demak masih menjadi perdebatan. banyak pakar ahli dan penbeliti belum menumukan kesepakatan tentang letak kerjaan demak yang sesungguhnya. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. hal ini di simpulkan karena di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton.
Akan tetapi, sebagian ahli lainya tidak menyetujui pendapat ini. sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini dikuatkan dengan banyjaknya penemuan  benda-benda arkeologi.
Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Ya, wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter, cukup terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria.



banyak yang menyakini jika raden paah adalah keturunan tiongkok atau cina.  Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun – Raden Patah adalah anak raja Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang istrinya yang disebut Putri Cina) memilih tinggal di daerah kosong dan berawa di sebelah timur Semarang, di kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat subur dan strategis untuk menguasai pelayaran di pantai utara. Jin Bun berkedudukan di Demak. Di Demak, Jin Bun menjadi ulama sesuai pesan gurunya, Sunan Ampel. Ia mengumpulkan para pengikutnya baik dari masyarakat Jawa maupun Cina. Saat sebelum memberontak kepada Majapahit, Jin Bun atau Raden Patah adalah bupati yang ditempatkan di Demak atau Bintara.



Sementara itu di sebelah baratlaut kawasanterdapat  bukit Prawoto, sebuah tonjolan darat semacam semenanjung yang batuannya terdiri atas napal di Pegunungan Kendeng bagian tengah. Dalam sejarah Demak terdapat tokoh bernama Sunan Prawoto (Prawata) yaitu anak Pangeran Trenggono. Nama sebenarnya adalah Mukmin,Mukmi di juluki sunan prawoto karena setiap musim penghujan, demi menghindari genangan di sekitar Demak, ia mengungsi ke pesanggrahan yang dibangun di bukit Prawoto. Sisa-sisa pesanggrahan tersebut masih menunjukkan pernah adanya gapura dan sitinggil (siti hinggil) serta kolam pemandian
sementara itu sebuah buku karangan peneliti belanda “De Eerste Moslimse Voorstendommen op Java” punya keterangan yang baik tentang lokasi Demak. adapun lokasi kerajaan  Demak cukup menguntungkan bagi kegiatan perdagangan maupun pertanian. Selat yang memisahkan Jawa Tengah dan Pulau Muryo pada masa itu cukup lebar dan dapat dilayari dengan leluasa.



sekitar  abad ke-16 Demak diyakini  menjadi pusat penyimpanan beras hasil pertanian dari daerah-daerah sepanjang Selat Muryo. Adapun Juwana pada sekitar tahun 1500 pernah pula berfungsi seperti Demak. Sehubungan itu, menurut laporan seorang pengelana asing terkenal di Indonesia saat itu –Tom Pires, pada tahun 1513 Juwana dihancurkan oleh seorang panglima perang Majapahit dan Demak menjadi satu-satunya yang berperan untuk fungsi itu. Perhubungan Demak dengan daerah pedalaman Jawa Tengah adalah melalui Kali Serang yang muaranya terletak di antara Demak dan Jepara.
Sedimen di Selat Muryo akhirnya semakin banyak dan kemudian mendangkalkannya sehingga tak dapat lagi dilayari, pelabuhan Demak mati dan peranan pelabuhan diambil alih oleh Jepara yang letaknya di sisi barat Pulau Muryo. Pelabuhannya cukup baik dan aman dari gelombang besar karena terlindung oleh tiga pulau yang terletak di depan pelabuhan. Kapal-kapal dagang yang berlayar dari Maluku ke Malaka atau sebaliknya selalu berlabuh di Jepara.



Jalan raya pantura yang menghubungkan Semarang-Demak-Kudus-Pati-Juwana sekarang sesungguhnya tepat berada di atas Selat Muria yang dulu ramai dilayari kapal-kapal dagang yang melintas di antara Juwana dan Demak pada abad ke-15 dan ke-16. Bila Kali Serang, Kali Tuntang, dan Kali Juwana meluap, ke jalan-jalan inilah genangannya –tak mengherankan sebab dulunya juga memang ke selat inilah air mengalir.
Bila kapan-kapan kita menggunakan mobil melintasi jalan raya pantura antara Demak-Pati-Juwana-Rembang, ingatlah bahwa sekitar 500 tahun yang lalu jalan raya itu adalah sebuah selat yang ramai oleh kapal-kapal niaga Kerajaan Demak dan tetangganya.

Jadi berdasarkan pemaparan pemaparan distas, besar kemungkinan kraton kerajaan Demak memang  berada didemak. bukan disemarang seperti yang diyakini sebagian orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar